Alhamdulillah... kegiatan pelaksanaan Ujian Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Tahun Pembelajaran 2022/2023 untuk siswa-siswi kelas 7,8 dan 9 SMP Negeri 9 Samarinda berjalan dengan lancar dan tertib.
Arsip Blog
Senin, 28 November 2022
Pelaksanaan PAS Semester Ganjil TP. 2022/2023
Pembuatan Pupuk Kompos di Lingkungan Sekolah SMP Negeri 9 Samarinda
Samarinda - SMP Negeri 9 Samarinda memiliki lingkungan yang asri, dengan dihiasi pepohonan rindang dan tanaman penyejuk ruangan. Di bagian belakang sekolah masih ada sebidang tanah yang juga ditanami tanaman herbal (Apotik hidup) dan Pohon Pisang, pohon Tanjung, sehingga menambah suasana lingkungan sekolah semakin nyaman dan menyenangkan. Hal ini bisa menambah wawasan bagi guru dan murid untuk bagaimana cara bercocok tanam secara sederhana. Tentunya hasil samping dari tanaman tersebut bisa diolah menjadi aneka makanan/minuman sehat seperti Jamu sebagai bahan praktek pembelajaran bagi guru dan muridnya.
Namun, salah satu dampak lingkungan sekolah yang banyak ditanami pepohonan tentunya akan meninggalkan sampah daun, ranting maupun rumput yang terus tumbuh secara liar. Disisi lain pertumbuhan cabang tanaman yang terus meninggi atau menyamping juga perlu dilakukan pemangkasan sehingga menambah sampah hijau yang semakin menggunung. Dan hal itu terus berulang.
Melihat hal tersebut, Kepala Sekolah SMP Negeri 9 Samarinda, Bapak Mohammad Rizal, S.Pd, M.Psi dan juga Ibu Dra. Ni Ketut Hartinawati yang merupakan Koordinator 7K di sekolah dan juga di bantu oleh Ibu Sukarti, S.Pd, Ibu Suparmiati, SE dan Bapak Romanson Simbolon, A.Md berinisiatif untuk membuat pupuk kompos dari sisa sampah hijauan daun, Pohon Tanjung, Gedebog Pisang. supaya yang tadinya hanya dibuang percuma menjadi memiliki sebuah manfaat yakni sebagai pupuk yang akan dikembalikan lagi ke lahan pertanian percobaan di lingkungan sekolah.
✍️ Membuat pupuk kompos di sekolah :
1. Sampah Pohon Tanjung, Gedebog Pisang di taruh di atas terpal.
2. Daun Tanjung dan Gedebong Pisang di potong kecil dan pendek menjadi sekitar 5-10 cm atau dicincang, sehingga ketika diaduk dekomposer menjadi lebih mudah.
3. Kemudian disirami campuran EM4, dan molase (molase = gula merah) sebagai nutrisi bagi bakteri, sehingga ketika bakteri pindah ke lingkungan yang baru, maka bisa beradaptasi dengan baik.
Isi drum/gentong lapis demi lapis antara bahan baku Daun Tanjung dan Gedong Pisang dan air gula plus dekomposer sampai penuh lalu ditutup rapat. Sebenarnya bisa juga semua bahan diaduk diatas terpal, baru setelah tercampur merata dimasukan ke dalam ember dekomposter. Namun hal ini akan terlihat lebih berantakan.
5. Dekomposer akan merombak semua bahan organik menjadi kompos yang akan berlangsung kurang lebih selama sebulan.
6. Sebaiknya tutup jangan dibuka selama proses fermentasi berlangsung. Hal itu bertujuan supaya suhu dalam media meningkat yang bisa mencapai 60 OC. Suhu yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk menghancurkan media, bisa juga dimanfaatkan untuk mematikan jamur, bakteri merugikan bahkan biji rumput.
7. Beberapa bulan kemudian akan menjadi pipuk organik. Setelah pupuk kompos jadi, bisa digunakan sebagai campuran media tanam maupun untuk memupuk tanaman di sekitar lingkungan sekolah.
Mari selalu menjaga dan emanfaatkan lingkungan sekolah agar selalu indah, asri dan hijau 🌱 (Lyn)